Jumat, 14 Oktober 2016

Pelatihan Budidaya Ternak Sapi Potong Oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa barat

Slamet Setiyadi Ketua Tunggal Rasa
Pelatihan budidaya ternak sapi potong bagi peternak sapi di kelompok ternak Tunggal Rasa diselenggarakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat untuk mengembangkan pengetahuan peternak tentang kualitas ternak, pemanfaatkan potensi limbah ternak dan mengoptimalkan sumber daya alam lokal sebagai pakan ternak.

Bertempat di aula Kantor Kuwu Desa Majasari, pada hari Selasa 27 September 2016 Anggota Kelompok Ternak Tunggal Rasa melakukan pelatihan budidaya ternak sapi potong yang dibimbing oleh BPPT Cikole Lembang. "kami mendapat pengetahuan bangaimana menjaga kesehatan ternak, pengelolaan limbah ternak yang bisa di manfaatkan untuk membuat Pupuk Organik Cair (POC)." tutur Slamet Setiyadi ketua kelompok ternak Tunggal Rasa.

Masih menurut Slamet bahwa setelah kegiatan pelatihan ini kelompoknya dapat menerapkan ilmu yang di dapat guna meningkatkan kualitas ternak sapi di kandang komunal mereka.

(Wini)

Kamis, 05 Juni 2014

Masyarakat Desa Majasari Sambut Panen Raya



Ada yang berbeda pada pelaksanaan menyambut panen raya pada tahun 2014  di desa Majasari, pada rabu (29/4/14) selain pesta rakyat dengan pementasan wayang kulit semalam suntuk Pemdes Majasari juga menggandeng beberapa perusahaan untuk mensponsori dan menyemarakan pesta panen atau lazim dikenal dengan Mapag Sri tersebut dengan menggelar undian berhadiah bagi masyarakat.
Menurut Kaur. Ekbang Kurmadi atau biasa dipanggil Wa Raksabumi baru ada dua sponsorship yang bersedia menyemarakan pesta panen Mapag Sri yaitu salah satu perusahaan obat mag dan operator seluler "Kami mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang bersedia ikut menyamarakan pelaksanaan Mapag Sri tahun ini, Tahun-tahun kedepan desa harus bisa mendapatkan sponsor penuh dalam pelaksanaan kegiatan tradisi desa." ungkapnya.
Raksabumi juga mengharapkan partisipasi dunia usaha terkhusus perusahaan formulator obat-obat pertanian untuk bisa menyokong pelaksanaan tradisi desa, karena kebanyakan upacara tradisi desa berkaitan dengan pertanian seperti Mapag Sri, Mendem Sedekah Bumi, Sangkredan (mider tamba) dan lain-lain, "Perusahaan obat pertanian mempunyai target pasar yang jelas di desa dan seharusnya mereka juga mempunyai tanggung jawab sosial dalam ikut serta melestarikan budaya tradisi desa yang berkaitan dengan pertanian." jelas Raksabumi.
Mapag Sri adalah upacara yang dilaksanakn dengan tujuan unutk mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta atas tibanya masa panen, dengan cara melaksanakan do'a bersama di Balaidesa dilanjutkan dengan pergelaran kesenian wayang kulit sehari semalam.


sumber: http://www.majasari.desa.id/2014/05/sambut-panen-raya-pemdes-gelar-berbagai.html

Bantuan Biogas untuk Kelompok Tani Ternak Sapi Majasari

Populasi ternak sapi di Desa Majasari Kecamatan Sliyeg mencapai 64 (enampuluh empat) ekor, baik yang dipelihara secara koloni oleh Kelompok Tani maupun yang dikelola pribadi. Kotoran ternak yang dihasilkan mencapai angka rata-rata 496 Kg / hari, tentu ini sangat berpotensi menimbulkan permasalahan baru jika tidak bisa ditangani dan diolah dengan baik.

Dengan bantuan sarana dan prasarana Teknologi Pengeolahan Limbah Ternak manjadi Biogas yang diberikan Pemerintah melalui Dinas Pengelolahan Sumber Daya Air,Tambang dan Energi Kabupaten Indramayu pada awal bulan April 2014, akhirnya kelompok ternak bisa menanggulangi permasalahan tersebut.

Wartono, S.Pd.,M.Si Kuwu Majasari dalam sosialisasi pemasangan Biogas di kandang koloni mengatakan bahwa Peternakan sapi yang dipelihara secara koloni perlu didukung dengan utilitas pemanfaatan kotoran baik dimanfaatkan untuk pupuk organik, maupun untuk sumber energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan, hal tersebut tentu memerlukan dukungan dari semua pihak bagaimana agar petani diperkenalkan dengan teknologi tepat guna.

“Bantuan yang diterima ini sangat bermanfaat bagi kelompok ternak dan masyarakat sekitar, akses energi alternatif yang dikembangkan oleh kelompok tani Tunggal Rasa diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar kandang untuk meringankan beban ekonominya dalam pemenuhan energi bahan bakar untuk kehidupan sehari-hari” ungkap Kuwu Wartono.

Cara Membuat Pestisida Organik

Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.
 
Gambar Ilustrasi
Bahan dan Alat:
2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.
Dapat menolak hama dan penyakit.
Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:
Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.

sumber : http://epetani.pertanian.go.id/